Edukasi PRB Dikalangan Siswa Ponpes Budi Mulia oleh PP Senkom Bersama Relawan Helix Corp

 

Gapurajateng.com.| JAKARTA – Pengurus Pusat Senkom Mitra Polri bersama Tim Relawan Helix Corps memberikan edukasi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) di kalangan siswa dan siswi Ponpes Budi Mulia Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Sabtu (3/6/2023).

Kegiatan ini terlaksana dalam rangka memenuhi undangan dari Pengurus Yayasan Ponpes Bina Mulia Tigaraksa, Kabupaten Tangerang kepada Pengurus Pusat (PP) Senkom Mitra Polri Dr. Muhamad Hidayat yang baru kembali dari markas Persatuan bangsa-Bangsa (PBB) di New York beberapa hari yang lalu mengikuti acara Pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB terkait PRB sebagai tindak lanjut dari Kerangka Sendai 2015-2030 yang telah disepakati 187 negara.

Acata Edukasi PRB dihadiri Dewan Penasihat Yayasan Ponpes Bina Mulia H. Supardjo, Dewan Pembina Yayasan Drs. Teteng Jumara, MM dan Ketua Yayasan H.M. Noor beserta jajarannya, Ketua PP Senkom Mitra Polri Bidang Kebencanaan Tri Joko didampingi Sandi Deputy Dep.PBSAR dan Tim Relawan Helix Corp yang dikomandani Catur Uni.

Edukasi Pengurangan Resiko Bencana di Ponpes Budi Mulia diawali dengan sambutan Ketua Pembina Yayasan Ponpes Bina Mulia Tigaraksa, Drs Teteng Jumara yang juga salah satu Ketua Pengurus Pusat (PP) Senkom Mitra Polri.

Dalam sambutan Teteng Jumara menyampaikan pentingnya peningkatan wawasan para siswa/siwi pondok melalui kehadiran tokoh muda berprestasi nasional dan internasional agar para siswa terpacu untuk terus mengembangkan dirinya, meraih prestasi dan sukses menggapai cita-citanya.

“Para siswa/siswi akan terus kami motivasi untuk menambah wawasan di luar disiplin akademik di ruang kelas; mereka juga didorong mengikuti kegiatan-kegiatan extrakurikuler yang disediakan di lingkungan pondok dan kami hadirkan para pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat maupun aktifis sosial untuk memberikan wawasan-wawasan berfikir yang lebih luas, sehingga para siswa terpacu untuk terus mengembangkan dirinya, meraih prestasi dan sukses menggapai cita-citanya,” ungkap Teteng Jumara.

Perlu diketahui bahwa sistem pendidikan di Ponpes Budi Mulia Tigaraksa ini adalah BOARDING SCHOOL yakni memadukan sistem pendidikan pondok pesantren dan persekolahan. Pagi hari bersekolah dan sore sampai malam hari mondok mendapatkan kajian ilmu agama berupa Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Sementara itu Ketua Yayasan Budi Mulia H.M. Noor dalam sambutannya merasa bersyukur bahwa para siswa pondok bisa mendapatkan materi wawasan PRB langsung dari tokoh muda Dr. M. Hdayat yang ketokohan dan kredibilitasnya diakui lembaga nasional dan internasional seperti PBB.

“Materi edukasi PRB yang akan disampaikan Dr. M. Hidayat ini sejalan dengan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu yang disponsori oleh lembaga perwakilan NGO Wahana Visi dengan didukung BPBD Kabupaten Tangerang dan Dinas Pendidikan setempat, ” ujar H.M. Noor.

H.M. Noor menambahkan bahwa sekolah swasta pertama di seluruh provinsi Banten yang telah mengimplementasikan program SPAB adalah sekolah SMP/SMA IT Bina Pekerti yang di bawah naungan Yayasan Ponpes Budi Mulia.

“Di Ponpes kami sekarang telah terbentuk suatu team PRB yang diberi nama ‘TEAM SIAGA BENCANA PONPES BUDI MULIA’ dan tentunya untuk ke depan kami masih membutuhkan pembinaan dan dukungan dari berbagai pihak terkait terutama instansi pemerintah yakni BPBD dan Dinas Penddikan Kabupaten Tangerang serta kerjasama dengan lembaga lain seperti Senkom Rescue,” ungkapnya.

Pada awal sesi edukasi PRB oleh Dr. M. Hidayat memaparkan tentang pentingnya karakter Berbudi Luhur sebagai karakater dasar relawan kemanusiaan sehingga saat membantu warga dan masyarakat yang sedang tertimpa bencana mudah mendapatkan bantauan dan akses dari berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta.

“Seseorang dengan memiliki karakter Berbudi Luhur tersebut akan membantu mempercepat kemajuan dan pengembangan dirinya, komunitas dan masyarakat dipergaulan nasional serta internasional sehingga diri pribadinya akan mudah masuk dan diterima oleh negara-negara yang super ketat proses masuknya warga negara asing, seperti Amerika Serikat tempat kantor pusat PBB,” papar M. Hidayat, Doktor muda kandidat Profesor.

Dalam paparan lanjutnya M. Hidayat menjelaskan tentang arti relawan dan manfaat menjadi relawan, definisi kebencanaan, fenomena alam dan bencana alam, mitigasi bencana dan gambaran umum tentang resiko rawan bencana di Indonesia sehingga perlu ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.

“Berdasarkan data dari pemerintah Indonesia bahwa ada 184 juta penduduk rawan bencana, 153 ribu desa rawan bencana dan 75% Sekolah rawan bencana, maka perlu dikuatkan program Indonesia Tangguh dari mulai Keluarga Tangguh, Desa Tangguh, Sekolah Tangguh dan Tempat Ibadah Tangguh,” jelas M. Hidayat.

Akhirnya acara Edukasi Pengurangan Resiko Bencana ini dipungkasi oleh Tri Joko selaku Ketua Senkom Bidang Kebencanaan dengan memberikan pembekalan singkat kepada para siswa pondok tentang keberadaan Senkom Mitra Polri untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam 3 (tiga) kluster pengabdian yakni Kamtibmas, Bela Negara dan Kebencanaan yang ke depannya insya Alloh ada Tim Senkom Rescue pada setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota yang tersebar di seluruh Indonesia.(TJ/ghoni)

Facebook Comments Box

Check Also

Pramuka LDII: Mengukuhkan Peran dalam Gerakan Pramuka Nasional

GAPURAJATENG.COM – Pramuka LDII atau Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) akhirnya resmi diakui …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *