Gapurajateng,Pekalongan 19 Okt 2025– Jalur yang menghubungkan Kota Pekalongan hingga Agrowisata Pagilaran, yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Batang, telah lama menjadi primadona baru bagi komunitas pesepeda. Dikenal sebagai “Surga bagi Para Pegowes”, rute ini menawarkan kombinasi sempurna antara tantangan fisik yang ramah dan pemandangan alam yang memanjakan mata, dipercantik dengan kehadiran warung-warung legendaris penjaja kuliner tempo dulu.
Jalur Asik, Pemandangan Klasik
Para pecinta olahraga gowes memuji rute ini karena kondisi yang relatif mulus dan minimnya lalu lintas kendaraan berat. Dengan tanjakan yang tidak terlalu curam atau ekstrem, jalur ini cocok untuk berbagai tingkatan pesepeda. Sejauh mata memandang, terhampar sawah dan kebun teh Pagilaran yang hijau asri, menawarkan udara sejuk dan pemandangan khas dataran tinggi.
”Bukan hanya sehat, tapi mata juga dimanjakan. Tanjakannya pas, tidak terlalu menyiksa,” ujar Budi, salah seorang pegowes asal Pekalongan.
Warisan Rasa di Warung Sederhana
Daya tarik utama yang tak lekang oleh waktu terletak pada deretan warung sederhana di sepanjang jalan. Warung-warung ini bukan sekadar tempat bersantai, melainkan penjaga warisan kuliner tradisional.
bu kusrini, seorang penjual yang telah berdagang selama puluhan tahun yang saat ini sudah berusia 73 tahun, terlihat sedang melayani pembeli. Di warung-warung ini, cita rasa otentik “masa lalu” tersaji dalam ragam penganan tradisional yang masih dibungkus dengan daun pisang. Warung tradisional ini buka mulai pagi hari jam 05.00 sampai dengan jam 16.00 sore
Pilihannya cemilan yang disajikan bervariasi, mulai dari tempe, tahu dan bakwan goreng, pisang rebus, Ketan Srundeng (ketan dengan serundeng kelapa gurih dibungkus daun pisang), Uli/Jadah (ketan yang ditumbuk)ditaburi serundeng kelapa, hingga Jadah Goreng. Selain itu juga tersedia berbagai macam lawuh dan sayuran, dari sego megono,lodeh, sayur asem, hingga oseng jamur, Makanan-makanan ini menawarkan selera tempo dulu yang mengingatkan pada jajanan dan makanan rumahan nenek.
”Saya sudah jualan di sini sejak muda. Pembeli datang tidak hanya untuk makan, tapi juga bernostalgia,” tutur bu kustrini sambil menyajikan piring berisi jajanan tradisional kepada beberapa pegowes berasal dari kajen yang mampir di warungnya, perjalanan pulang dari Pagilaran
Gowes ke jalur Pekalongan-Pagilaran ini tidak hanya menawarkan pengalaman bersepeda yang menyehatkan, tetapi juga perjalanan kuliner ke masa lampau. Momen menikmati keindahan alam dan testimoni jajanan legendaris di warung-warung tua yang ada disepanjang jalan menjadi perpaduan sempurna yang sulit ditemukan di tempat lain. Rute ini membuktikan bahwa olahraga dan kenangan rasa yang lezat akan selalu dikenang dan menarik untuk kembali