Gapura Jateng, 19 Oktober 2025. Kota Pekalongan dikenal sebagai wilayah pesisir utara Jawa yang kaya akan keberagaman sosial, budaya, dan agama. Dalam suasana masyarakat yang majemuk ini, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan berdiri sebagai wadah komunikasi lintas iman yang berperan penting menjaga keharmonisan antarumat beragama.
Pembentukan FKUB dilatarbelakangi oleh kesadaran akan pentingnya ruang dialog antaragama yang mampu mencegah gesekan sosial akibat perbedaan keyakinan. Sejarah sosial Pekalongan mencatat bahwa pada masa lalu, masyarakat sempat mudah terprovokasi oleh isu perbedaan agama, ras, maupun suku. Kondisi ini sering menimbulkan kesalahpahaman dan bahkan permusuhan antarwarga.
Kehadiran FKUB menjadi solusi untuk mengembalikan semangat persaudaraan, mempererat komunikasi, serta menjadi penyejuk dan penjaga nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat yang beragam.
Islam telah lama menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Pekalongan. Penyebarannya berlangsung melalui dakwah yang santun, interaksi sosial, dan aktivitas perdagangan para ulama dan saudagar. Pendekatan yang damai membuat Islam diterima luas tanpa meniadakan nilai-nilai budaya lokal.
Namun, seiring perkembangan zaman, muncul perbedaan pandangan dan praktik ibadah di kalangan umat Islam. Perbedaan ini kadang memunculkan perdebatan yang bisa memecah persatuan. FKUB memandang bahwa perbedaan dalam beribadah, baik antaragama maupun di dalam internal umat Islam, adalah hal yang wajar dan justru memperkaya kehidupan beragama di Pekalongan.
FKUB Kota Pekalongan secara aktif mengajak masyarakat untuk tidak mudah terpecah karena perbedaan, melainkan menjadikannya sebagai kekuatan bersama. Berbagai kegiatan dilakukan, seperti, dialog lintas agama dan budaya, safari rumah ibadah, pembinaan generasi muda lintas iman, penguatan moderasi beragama
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, FKUB menanamkan nilai saling menghormati dan empati antarumat beragama.
Selain bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pekalongan dan Kementerian Agama, FKUB juga menggandeng tokoh lintas agama, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk memperkuat toleransi di berbagai lapisan masyarakat. Forum ini menciptakan ruang komunikasi terbuka agar perbedaan tidak menjadi penghalang kebersamaan.
“Perbedaan tidak seharusnya menjadi sumber pertentangan, tetapi menjadi kekayaan yang memperindah kehidupan bersama. Melalui dialog dan sikap saling menghargai, kedamaian akan selalu terjaga,”ujar KH. Marzuqi, Ketua FKUB Kota Pekalongan.
Melalui kiprahnya, FKUB Kota Pekalongan terus berupaya memperkuat semangat persaudaraan dan kebersamaan di tengah keberagaman masyarakat. Harapannya, nilai-nilai toleransi yang telah tumbuh dapat terus dipelihara sehingga Pekalongan menjadi kota yang damai, religius, dan harmonis.
Perbedaan bukanlah alasan untuk berpecah, melainkan pondasi kuat bagi terciptanya masyarakat Pekalongan yang rukun dan saling menghormati.