Gapurajateng.com,Semarang– Semangat kebersamaan dan religiusitas tampak menyatu dalam peringatan Hari Santri Nasional ke-10 yang digelar Pemerintah Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Serba Guna Balai Kemasyarakatan Desa Sugihan itu berlangsung meriah dan penuh makna sejak pagi hari.
Salah satu peserta yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut adalah TPA Al-Barokah RT 16/RW 04 Kalikendel. Dalam acara tersebut, para santri menampilkan lantunan murotal Surat Maryam ayat 30–35 dengan suara merdu yang dibawakan oleh Risma Aulia Khasanah, di bawah bimbingan Ustadzah Rina Zakila Anastasia. Penampilan tersebut mendapat sambutan hangat dari para tamu undangan dan menjadi salah satu momen yang menambah khidmat suasana peringatan Hari Santri tahun ini.
Ketua RT 16/RW 04 Kalikendel, Hendro Waskito, yang turut hadir mendampingi para santri, menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap kegiatan keagamaan di wilayahnya.
“Kami selalu memberikan motivasi serta dukungan penuh terhadap keberadaan TPA. Harapannya, dari sinilah akan lahir generasi penerus yang faqih fiddin, mandiri, serta berakhlakul karimah,” ujarnya saat ditemui di lokasi acara.
Sejak pukul 07.00 pagi, halaman gedung sudah dipenuhi para santri dan pembina dari berbagai TPA/TPQ di Desa Sugihan. Dengan tertib dan penuh disiplin, para santri menata alas kaki sebelum memasuki ruangan, menunjukkan adab yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan Islam yang mereka jalani setiap hari.
Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Desa Sugihan beserta perangkat desa, Ketua LKMD, mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang (UNNES), para pembina TPQ, dan sekitar 500 santri dari 16 lembaga TPA/TPQ ini berlangsung semarak.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan Mars Santri yang dinyanyikan bersama penuh semangat. Dalam sambutannya, Kepala Desa Sugihan menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut dan menegaskan pentingnya pembinaan generasi muda sejak dini.
“Sejak kecil, mari kita tanamkan kebiasaan mengaji dan beribadah agar kelak tumbuh menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah,” tutur Kepala Desa dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Sementara itu, Ketua LKMD Desa Sugihan juga mengapresiasi kerja sama seluruh pihak yang telah menyukseskan acara tersebut.
“Kami berterima kasih kepada para pembina TPQ yang dengan penuh keikhlasan mendidik santri-santri kita, serta kepada grup rebana Kalikendel yang telah mengiringi jalannya acara,” ungkapnya.
Di sela kegiatan, Sekretaris Desa Sugihan, Nanik Puji Astuti, turut memberikan keterangan bahwa peringatan Hari Santri tahun ini menjadi momentum istimewa bagi masyarakat.
“Alhamdulillah, acara tahun ini luar biasa. Kami bersyukur karena Pemdes Sugihan kini sudah memiliki tempat yang representatif untuk kegiatan besar seperti ini,” ujarnya.
Nanik juga menambahkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh santri-santri dari berbagai lembaga, baik yang berada di bawah binaan Nahdlatul Ulama (NU) maupun Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
“Ini menunjukkan semangat kebersamaan umat Islam di Desa Sugihan. Semua bersatu dalam cinta agama, cinta desa, dan cinta tanah air,” imbuhnya.
Ia berharap semangat Hari Santri dapat menumbuhkan motivasi belajar, memperkuat karakter, serta menanamkan kecintaan kepada ulama dan pahlawan bangsa.
“Semoga semangat para santri hari ini menjadi inspirasi untuk terus menimba ilmu agama dan ilmu pengetahuan, serta bersama-sama membangun desa dengan kebersamaan dan ketulusan,” pungkasnya.
Acara kemudian ditutup dengan penampilan rebana dan doa bersama. Suasana penuh suka cita dan haru menjadi penutup indah peringatan Hari Santri ke-10 di Desa Sugihan — bukti nyata bahwa semangat religius, persaudaraan, dan nasionalisme masih tumbuh subur di tengah masyarakat. Rina Z
Gapura Jateng Gerbang dan Perekat Jawa Tengah