Dahnil Anzar
Dahnil Anzar

LDII Perkuat Dakwah Ekologis Pasca Banjir Sumatra, Gerakkan Umat Jaga Lingkungan Berkelanjutan

GAPURA JATENG — Bencana banjir besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir 2025 menjadi pengingat bahwa persoalan lingkungan semakin mendesak untuk ditangani. Menyadari kondisi tersebut, Kementerian Haji dan Umrah RI bersama Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menyerukan penguatan dakwah ekologis, yaitu dakwah yang menempatkan kepedulian terhadap alam sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral umat Islam.

Wakil Menteri Haji dan Umrah RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, menegaskan bahwa bencana ekologis tidak dapat dipisahkan dari buruknya pengelolaan lingkungan. Dakwah masa kini harus mampu menjawab tantangan zaman, termasuk menjaga keberlanjutan alam.

Kebijakan Kemanusiaan Pemerintah untuk Korban Banjir

Sebagai respons cepat terhadap kondisi di tiga provinsi terdampak, pemerintah menetapkan kebijakan penundaan seleksi petugas haji serta memberikan relaksasi pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Bagi calon jamaah dari daerah terdampak, tenggat pelunasan yang sebelumnya berakhir 23 Desember 2025 diperpanjang. Langkah ini menunjukkan komitmen negara dalam menjunjung nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Menjaga Lingkungan sebagai Fardhu ‘Ain

Dalam perspektif keagamaan, Dahnil menekankan bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar tugas kolektif, tetapi kewajiban individu (fardhu ‘ain). Karena itu, peran ormas Islam seperti LDII sangat penting untuk menanamkan kesadaran ekologis yang berbasis nilai moral dan spiritual. Dakwah yang mengangkat etika lingkungan diyakini dapat mengubah perilaku masyarakat secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Komitmen LDII dalam Dakwah Ekologis

Ketua DPP LDII sekaligus Guru Besar IPB, Sudarsono, menyebut bahwa Indonesia memiliki sekitar 12,7 juta hektare lahan kritis yang membutuhkan rehabilitasi segera. Jika generasi hari ini berhenti menanam pohon, maka yang diwariskan kepada anak cucu adalah krisis ekologis berkepanjangan.

Dalam Islam, menanam pohon merupakan amal jariah yang pahalanya terus mengalir. Berdasarkan prinsip tersebut, LDII menjalankan program LDII Go Green sejak 2007 dan telah menanam jutaan pohon di berbagai wilayah Indonesia.

Edukasi Generasi Muda dan Pembinaan Berkelanjutan

Melalui pesantren, sekolah, dan majelis pendidikan masyarakat, LDII menanamkan pendidikan lingkungan sejak dini. Salah satu pusat pembinaannya adalah Bumi Perkemahan Cinta Alam Indonesia Wonosalam, Jombang, yang menjadi wadah pembentukan karakter cinta alam bagi generasi muda.

Kolaborasi Menuju Indonesia Berkelanjutan

LDII juga mendorong sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat dalam rehabilitasi lingkungan. Strateginya mencakup pemilihan jenis pohon tepat guna, perawatan pascatanam, hingga pengembangan ekonomi hijau seperti ekowisata dan perdagangan karbon.

Kesimpulan

Seruan LDII untuk memperkuat dakwah ekologis pasca banjir Sumatra menegaskan bahwa krisis lingkungan memerlukan pendekatan moral dan spiritual. Dengan menjadikan menjaga alam sebagai ibadah, dakwah ekologis diharapkan mampu menciptakan Indonesia yang lebih hijau, sehat, dan tangguh bagi generasi mendatang.

Facebook Comments Box

Check Also

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Singgih Januratmoko Soroti Praktek Beragama di Indonesia, Kenapa?

GAPURA JATENG | Jakaarta – Wakil Ketua Komisi VIII menyoroti praktek beragama di Indonesia yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *