Muchsin
Muchsin

Muchsin, Dosen STIKES Semarang Penggerak Pendidikan Budaya Anti Korupsi untuk Generasi Berintegritas

GAPURA JEPANG — Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia setiap 9 Desember menjadi momentum penting bagi berbagai institusi untuk menguatkan gerakan antikorupsi.

Di lingkungan pendidikan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Semarang mengambil langkah strategis dengan menjadikan Pendidikan Budaya Anti Korupsi (PBAK) sebagai mata kuliah wajib.

Salah satu sosok di balik penguatan pendidikan integritas tersebut adalah Muchsin, S.H., M.H., dosen yang dikenal konsisten menanamkan nilai antikorupsi kepada mahasiswa.

Muchsin, yang juga menjabat sebagai Penanggung Jawab Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, memandang PBAK sebagai investasi jangka panjang.

Menurutnya, mahasiswa tidak hanya dituntut unggul secara akademik, tetapi juga harus memiliki karakter kuat, jujur, disiplin, dan berani menolak praktik curang.

Dalam pandangannya, lulusan kesehatan harus memiliki moralitas tinggi karena mereka bekerja menyangkut nyawa dan keselamatan masyarakat.

Sebagai pengampu mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi, Muchsin berpegang pada kurikulum nasional yang disusun Ditjen Dikti dan KPK.

Materi yang diajarkan meliputi korupsi dan integritas, faktor penyebab korupsi, nilai dan prinsip antikorupsi, pemberantasan korupsi, hingga peran mahasiswa sebagai agen pencegahan.

Muchsin menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran strategis sebagai role model dalam pemberantasan korupsi.

Ia berharap mahasiswa STIKES Semarang mampu menunjukkan integritas di kehidupan kampus maupun masyarakat, serta berani mengkritisi dan melaporkan penyimpangan.

Dengan memanfaatkan teknologi digital, mahasiswa juga diajak aktif menyuarakan edukasi antikorupsi secara kreatif dan positif.

Di luar kampus, Muchsin dikenal luas dalam kiprahnya sebagai tokoh dakwah dan pembina generasi muda. Ia menjabat sebagai:

Ketua Biro Pendidikan dan Keagamaan LDII Jawa Tengah,

Biro Dakwah FKPM Polda Jawa Tengah – Dai Kamtibmas,

Pengurus Majelis Dakwah Kebangsaan untuk Hubungan Antar Ormas.

Pengalaman tersebut menjadikan Muchsin memiliki perspektif luas tentang pentingnya integritas dalam membangun bangsa. Ia meyakini bahwa korupsi tidak hanya persoalan hukum, tetapi juga masalah budaya dan moral yang harus dilawan melalui pendidikan.

Melalui komitmen dan keteladanan Muchsin, STIKES Semarang terus memperkuat peran kampus sebagai benteng nilai antikorupsi. Harapannya, semakin banyak mahasiswa yang tumbuh sebagai generasi berintegritas, siap menjadi agen perubahan, dan berkontribusi bagi Indonesia yang bersih dari korupsi.***

Facebook Comments Box

Check Also

cicak ipb

5 Aroma Pengusir Cicak Paling Ampuh di Rumah: Alami, Aman, dan Ramah Lingkungan

GAPURA JATENG — Cicak sering menjadi tamu tak diundang di rumah. Meski tidak berbahaya, keberadaannya …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *