Dari Pedagang Keliling Menjadi Pengusaha Sukses: Kisah Inspiratif Kun Zaeri (Pak Kun Frozen Mart)

GAPURA JATENG – Salatiga, 25 Mei 2025 – Di balik sebuah usaha sukses, selalu ada cerita perjuangan yang panjang dan penuh liku. Begitu pula dengan sosok Kun Zaeri, seorang pengusaha tangguh asal Pabelan, Kabupaten Semarang, yang kini dikenal sebagai pemilik UD Frozen Food di Salatiga. Lahir pada 4 Maret 1968, Kun Zaeri bukanlah orang yang langsung terjun ke dunia bisnis dengan modal besar atau pengalaman mapan. Sebaliknya, ia memulai semuanya dari nol, bahkan kurang dari nol.

Sebelum mendirikan usahanya yang kini dikenal luas di kalangan warung, kafe, kantin perusahaan, dan restoran di sekitar Salatiga, Kun Zaeri menjalani hidup sebagai pedagang keliling. Ia pernah berjualan koran, cap sendok piring, perlengkapan dapur seperti pisau, ember, dan panci (abrakan), menjadi sales permen, hingga membuat dan menjual sendiri minuman sari buah. Dari satu dagangan ke dagangan lain ia jajaki, hingga akhirnya takdir membawanya pada bisnis frozen food yang ia geluti hingga kini.

Berbekal kejujuran, keramahan, dan sikap konsisten dalam melayani pelanggan, usahanya berkembang pesat. Kini, toko miliknya di Jalan Raya Postingan Suruh, Gang Jambu No.38, Dusun Ngepos, RT 4 RW 7, Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, menjadi salah satu tempat belanja andalan masyarakat sekitar. Meskipun lokasinya agak masuk dari jalan utama, bukan halangan besar karena pemasaran dilakukan secara langsung—baik dari mulut ke mulut maupun oleh para sales yang juga ikut memasarkan dagangan.

Toko tersebut menjual aneka bumbu dapur, sembako, snack, plastik, serta produk frozen food yang menjadi andalannya. Usahanya berbentuk Usaha Dagang (UD) dengan jumlah pegawai sebanyak 10 orang. Di hari-hari biasa, omzet toko bisa mencapai Rp70 juta per hari, sementara di masa ramai seperti menjelang tahun baru (H-2 dan H-1), omzet bisa melonjak hingga Rp120 juta per hari, melayani lebih dari 2.000 pelanggan.

Meski toko hanya buka dari pukul 07.00 hingga 20.00 dan libur setiap hari Minggu, pelayanan yang diberikan sangat optimal. Pelanggan dari berbagai kalangan terus berdatangan, mulai dari ibu rumah tangga, pemilik warung klontong, hingga pengusaha kuliner.

Namun, kesuksesan itu tentu tidak datang tanpa tantangan. Salah satu pengalaman pahit dalam perjalanan bisnis Kun Zaeri adalah ketika ada pelanggan yang tidak membayar utang hingga mencapai Rp100 juta. Sejak saat itu, ia mulai menerapkan sistem pembayaran “ada uang, ada barang” untuk menjaga keberlangsungan usaha.

Tak hanya membangun usahanya sendiri, Kun Zaeri juga mempersiapkan masa depan bisnis keluarga. Bersama istrinya, Purwati asal Bojonegoro, mereka dikaruniai empat anak. Anak pertama yang merupakan seorang Sarjana Manajemen Bisnis mulai menunjukkan potensi besar untuk melanjutkan usaha ayahnya. Bahkan, Kun Zaeri sudah mulai merancang kios-kios dan memperluas bangunan usaha menjadi dua lantai di atas lahan seluas 520 m², serta kios aktif seluas 150 m² sebagai bagian dari ekspansi bisnis ke depan.

Dalam manajemen usaha, ia membagi struktur karyawan menjadi internal dan eksternal untuk memastikan pengelolaan operasional yang tertata. Dengan pengalaman jatuh bangun yang pernah dialaminya, ia memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang ketat dan komunikasi yang hangat kepada pelanggan.

Kini, Kun Zaeri dikenal bukan hanya sebagai pengusaha sukses, tetapi juga sebagai sosok inspiratif yang membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih siapa pun, asalkan mau berjuang dan tidak mudah menyerah. Pesan beliau kepada generasi muda sangat jelas:

Dari seorang penjual koran keliling menjadi pengusaha dengan omzet ratusan juta per hari, perjalanan Kun Zaeri adalah bukti nyata bahwa mimpi bisa dicapai oleh siapa saja—asal disertai niat, kerja keras, dan ketulusan dalam setiap langkah.