GAPURA JATENG, KARANGANYAR — Peristiwa tragis kembali terjadi di perlintasan kereta api wilayah Desa Kaliwuluh, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar. Seorang pemuda dilaporkan meninggal dunia setelah tertemper kereta api saat berada di area rel.
Korban diketahui bernama Miza Gani Maulana (21), warga Masaran, Kabupaten Sragen. Ia tertemper Kereta Api Jayakarta relasi Surabaya–Jakarta pada Sabtu sore, 26 Juli 2025.
Kejadian ini terjadi saat Miza berada di dekat rel bersama rekannya, Nanang (19), yang juga berasal dari Sragen.
Menurut informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, saat kereta melintas, klakson kereta sudah dibunyikan, namun korban tidak segera menjauh dari jalur rel.
“Saat kereta melintas, korban berada di jalur KA. Kereta sudah membunyikan bel/klakson tapi korban tidak menjauh sehingga terjadi temperan,” ujar Kapolsek Kebakkramat, AKP Anggoro Wahyu S, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Hadi Kristanto, saat dihubungi Tribunjateng.com, Minggu (27/7/2025).
Jenazah korban segera dievakuasi oleh petugas dan dibawa ke RSUD Karanganyar. Setelah melalui proses identifikasi dan penanganan, jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga pada malam harinya.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat akan bahaya aktivitas di sekitar rel kereta api.
Kapolsek Kebakkramat, AKP Anggoro, kembali menegaskan larangan keras untuk beraktivitas di sekitar rel, baik untuk bermain, berjalan kaki, maupun aktivitas lain yang tidak memiliki izin resmi.
“Termasuk bermain, karena sangat berbahaya dan mengganggu perjalanan kereta api,” tegasnya.
Kepolisian bersama Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api) secara rutin melakukan patroli di titik-titik rawan untuk mengantisipasi kejadian serupa.
Untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan, pihak berwenang terus menggencarkan sosialisasi dan patroli berkala, khususnya di wilayah Karanganyar yang masih memiliki sejumlah titik perlintasan tanpa palang pintu atau penjagaan tetap.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko tinggi berada di sekitar rel. Selain itu, pemerintah daerah juga terus berupaya meningkatkan keselamatan jalur transportasi publik, termasuk rel kereta api.
Tragedi di Kebakkramat menjadi peringatan penting bagi masyarakat tentang bahaya berada di perlintasan rel kereta tanpa kewaspadaan. Meski perlintasan kereta sudah dilengkapi klakson dan sistem peringatan, keselamatan tetap bergantung pada kesadaran individu.
Dengan menaati imbauan dari aparat dan tidak beraktivitas di sekitar rel kereta, kita semua dapat membantu mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Sumber : Tribun Jateng