Gapurajateng.com,Salatiga, 10 Agustus 2025 — Suasana meriah mewarnai Kirab Budaya RW 04 Dukuh, Kecamatan Sidomukti, pada Minggu pagi. Pengurus harian, anggota, dan warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Salatiga turut ambil bagian, menegaskan komitmen mereka dalam mempererat silaturahmi serta mendukung kegiatan kemasyarakatan.
Kirab diikuti ratusan peserta dari RT 01 hingga RT 12 yang memadati rute Perempatan Angkot No. 9 Grogol – Jalan Nakulasa Sadewa – Jalan Abiyoso – dan kembali ke titik awal. Setiap RT menampilkan atraksi khas, mulai dari tarian daerah, seni pertunjukan, hingga kirab gunungan hasil bumi yang disusun dengan artistik sebagai simbol kemakmuran dan kebersamaan.
Kemeriahan semakin lengkap dengan penampilan atraksi bela diri oleh pendekar Persinas ASAD. Gerakan energik para pendekar sukses memikat perhatian penonton di sepanjang jalur kirab.
Untuk memastikan jalannya kegiatan berlangsung aman dan tertib, panitia melibatkan Senkom Mitra Polri dalam pengamanan. Wakil Ketua Senkom Mitra Polri, Agung Setyawan, S.T., yang hadir langsung di lapangan, menyampaikan apresiasi atas kekompakan warga.
“Kirab ini bukan sekadar tontonan, tetapi wujud nyata gotong royong mengisi kemerdekaan dan menjaga keharmonisan. Ini bukti masyarakat Salatiga mampu menjaga kondusivitas sekaligus melestarikan budaya,” ujarnya.
Sebelum kirab dimulai, Pembina LDII Kota Salatiga KH Syukur Sutadi memimpin doa bersama sebagai tanda dimulainya acara.
Antusiasme juga dirasakan para peserta. Kepala TK Nur, Ariyana Wulandari, S.Psi., warga Perumahan Graha Asri, mengungkapkan rasa bangganya dapat ikut berpartisipasi.
“Selain melestarikan budaya lokal, kegiatan ini mempererat hubungan antarwarga dan menguatkan komitmen bersama menjaga Salatiga sebagai kota paling toleran di Indonesia,” tuturnya.
Bagi LDII Kota Salatiga, keterlibatan dalam kirab ini menjadi wujud konsistensi dalam menghidupkan nilai budaya lokal, mempererat persaudaraan, dan mendukung citra Salatiga sebagai kota damai, toleran, dan penuh kebersamaan.
Kirab Budaya RW 04 tidak hanya menjadi ajang hiburan warga, tetapi juga simbol sinergi antara masyarakat, tokoh setempat, dan aparat keamanan dalam menjaga persatuan dan melestarikan kebudayaan daerah.