GAPURAJATENG.COM, Banyumas – Proses rukyatul hilal kembali menjadi agenda penting dalam menentukan awal bulan Syawal 1446 H. Sabtu (29/03/2025), Menara Pandang Teratai Purwokerto menjadi lokasi utama bagi Tim Rukyatul Hilal DPD LDII Kabupaten Banyumas dan Tim BHR Banyumas dalam menjalankan misi pengamatan hilal, sebuah proses yang memadukan ketelitian ilmiah dan makna spiritual yang mendalam.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Bupati Banyumas, Badan Hisab Rukyat Daerah (BHRD) Banyumas, Kementerian Agama, Universitas Islam Negeri (UIN) Saizu, serta perwakilan dari berbagai organisasi keagamaan dan masyarakat. Partisipasi beragam elemen ini menegaskan bahwa penentuan awal bulan Syawal bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan hasil dari sinergi antara ilmu pengetahuan, otoritas keagamaan, dan kebijakan pemerintah.
Dengan dukungan peralatan optik canggih, tim pengamat dengan seksama memantau cakrawala untuk mendeteksi hilal, bulan sabit pertama yang menjadi penanda awal bulan hijriah. Namun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa hilal belum memenuhi kriteria visibilitas sebagaimana ditetapkan dalam standar astronomi dan fikih Islam.
Bupati Banyumas, dalam pernyataannya, menegaskan pentingnya sikap saling menghormati dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Syawal. “Proses ini bukan sekadar pengamatan, tetapi juga bentuk nyata dari kolaborasi antara pemerintah, ulama, dan akademisi. Apapun hasilnya, yang utama adalah menjaga harmoni dan persatuan di tengah masyarakat,” ungkapnya. Beliau juga menyampaikan apresiasinya kepada Tim Rukyatul Hilal DPD LDII Kabupaten Banyumas yang sudah ikut berkontribusi aktif dalam kegiatan.

Hasil rukyatul hilal di Purwokerto akan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam sidang isbat yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat. Keputusan akhir mengenai penetapan 1 Syawal akan diumumkan secara resmi setelah melalui kajian mendalam dari berbagai laporan rukyat di seluruh Indonesia.
Masyarakat diimbau untuk menunggu pengumuman resmi dengan sikap tenang dan penuh kesadaran akan pentingnya ukhuwah Islamiyah. Lebih dari sekadar menentukan hari raya, proses ini mencerminkan kebersamaan dalam beragama dan berbangsa, serta meneguhkan nilai-nilai toleransi di tengah keberagaman cara pandang dalam penentuan awal bulan hijriah. (Tulus/PWT)