Ketua LDII Kota Pekalongan, Slamet hariyadi, M,Hum foto bersama anggota FKUB yang hadir dalam syawalan FKUB.
Ketua LDII Kota Pekalongan, Slamet hariyadi, M,Hum foto bersama anggota FKUB yang hadir dalam syawalan FKUB.

LDII Hadiri Syawalan FKUB, Kemenag Apresiasi: Momen Syawalan Jadi Simbol Kerukunan Umat di Kota Pekalongan

GAPURA JATENG, KOTA PEKALONGAN — Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) turut ambil bagian dalam kegiatan Syawalan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan yang digelar dengan penuh kehangatan dan semangat kebersamaan lintas iman. Kegiatan yang digelar di kediaman Ketua FKUB Kota Pekalongan, Drs. KH Achmad Marzuki, M.Ag, di Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, ini mendapat apresiasi tinggi dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekalongan.

Kepala Kemenag Kota Pekalongan, H. Kasiman Mahmud Desky, M.Ag, menyebut kegiatan Syawalan FKUB sebagai bentuk nyata dari harmoni dan kerukunan umat beragama yang telah tumbuh kuat di Kota Pekalongan. Ia juga mengapresiasi kehadiran berbagai tokoh lintas agama, termasuk LDII, yang menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga persatuan dalam bingkai toleransi.

“Ini luar biasa. Kegiatan ini memperlihatkan bahwa kerukunan bukan hanya konsep, tetapi benar-benar nyata dan hidup di Kota Pekalongan. Kami sangat mengapresiasi FKUB yang menggagas acara ini dan berharap kegiatan seperti ini terus dilanjutkan ke depannya,” ujar Kasiman dalam sambutannya.

Ketua LDII Kota Pekalongan, Slamet Hariyadi, MHum ketika ditemui sangat mendukung digelarnya Syawalan FKUB di kediaman Ketua FKUB KH Marzuki karena kegiatan ini bisa dijadikan media untuk semakin memperkokoh bangunan toleransi yang sudah ada dan terus diperjuangkan oleh FKUB Kota Pekalongan.

Syawalan kali ini menjadi istimewa karena untuk pertama kalinya digelar secara terpusat, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan bergilir di berbagai tempat ibadah. LDII, sebagai salah satu ormas Islam yang aktif di Pekalongan, menyambut baik langkah ini sebagai bentuk sinergi dan kontribusi positif antarumat beragama.

Ketua FKUB, KH Achmad Marzuki, menegaskan bahwa syawalan bukan hanya tradisi umat Islam, tetapi telah menjadi budaya bersama warga Pekalongan yang mencerminkan nilai saling memaafkan dan memperkuat persaudaraan.

“Syawalan ini menjadi jembatan kebersamaan. Kita tidak membicarakan ibadah masing-masing, tetapi bagaimana kita bisa saling memaafkan dan saling menguatkan. Inilah makna toleransi yang sesungguhnya,” ungkapnya.
Selain LDII, kegiatan ini juga dihadiri perwakilan dari berbagai agama dan organisasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu, Al Irsyad, Rifaiyah, dan tokoh agama lokal lainnya.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga ruang diskusi mengenai isu-isu sosial kemasyarakatan. Salah satu isu yang mengemuka adalah persoalan pengelolaan sampah di Kota Pekalongan, yang menjadi perhatian bersama lintas agama.

KH Marzuki mengajak seluruh elemen untuk terlibat aktif dalam aksi nyata bagi lingkungan. “Masalah sampah bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tugas kita semua, tanpa memandang agama atau latar belakang,” tegasnya.

Syawalan FKUB ini menjadi simbol bahwa toleransi bukan hanya sebatas slogan, tetapi telah membudaya dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Pekalongan. Semangat kebersamaan inilah yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam membangun harmoni dan kerukunan.***

 

Facebook Comments Box

Check Also

Hadiri Pengukuhan Kepengurusan DPD LDII Sragen Periode 2024-20229, ini Pesan Bupati

Sragen, 19 April 2025 — Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kabupaten …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *