GAPURA JATENG — Pagi itu, suasana Lapangan Garnisun Kalisari, Kota Semarang, dipenuhi oleh ribuan jamaah yang datang dengan penuh kebahagiaan. Hari yang dinanti setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa akhirnya tiba—Idul Fitri 1446 H. Langit cerah dan semilir angin seakan menjadi saksi atas syukur dan kebersamaan yang terpancar di wajah-wajah jamaah.
Dipimpin oleh KH Agus Rudi Hartono sebagai khatib dan imam, Sholat Idul Fitri berlangsung khidmat. Takbir berkumandang menggema, menyatukan hati para jamaah dalam nuansa ketundukan kepada Allah SWT. Suasana pagi itu bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang makna ibadah yang telah dijalani selama Ramadan dan bagaimana melanjutkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Idul Fitri dan Akhlak yang Baik
Dalam khutbahnya, KH Agus Rudi Hartono menekankan pentingnya menjaga akhlak, yang dimulai dari perkataan yang baik. Dalam Islam, kata-kata memiliki bobot yang besar, bisa menjadi sebab kebaikan, tetapi juga dapat menghancurkan seseorang jika tidak dijaga dengan baik. Rasulullah SAW mengingatkan dalam hadisnya bahwa menjaga lisan adalah bagian dari keimanan.
Momentum Idul Fitri bukan hanya tentang kembali ke fitrah, tetapi juga tentang membersihkan hati dari penyakit seperti dengki, dendam, dan kebencian. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Penyakit umat sebelum kalian telah merambah pada kalian, yaitu dengki dan kebencian, yang akan mencukur habis agama kalian.”
Oleh karena itu, pada hari yang penuh keberkahan ini, umat Islam diajak untuk tidak hanya meminta maaf secara lisan tetapi juga benar-benar menghilangkan dendam dan kebencian dalam hati. Mengucapkan kata-kata yang baik bukan hanya di dunia nyata, tetapi juga di media sosial, menjadi tantangan baru yang harus diperhatikan oleh umat Islam di era digital ini.
Keutamaan Menjaga Lisan
Dalam khutbahnya, KH Agus Rudi Hartono mengutip hadis Rasulullah SAW tentang seseorang yang rajin beribadah tetapi menyakiti tetangganya dengan ucapannya. Rasulullah SAW dengan tegas menyatakan bahwa perempuan tersebut tidak ada kebaikannya dan akan masuk neraka. Sebaliknya, seorang perempuan yang hanya menjalankan ibadah wajib tetapi tidak menyakiti orang lain dengan lisannya, justru mendapat ganjaran surga.
Hal ini mengajarkan bahwa menjaga lisan adalah amalan yang sangat penting dan tidak boleh dianggap remeh. Di era media sosial, di mana perkataan mudah tersebar luas, umat Islam harus lebih berhati-hati dalam berkomentar dan berbagi informasi. Indonesia bahkan tercatat memiliki tingkat kesopanan rendah dalam media sosial dibandingkan negara ASEAN lainnya. Sebuah fakta yang seharusnya menjadi refleksi bersama untuk lebih bijak dalam berbicara dan menulis.
Menyempurnakan Ramadan dengan Puasa Syawal
Setelah Ramadan berlalu, semangat ibadah seharusnya tidak padam. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Keutamaan puasa ini sangat besar, sebagaimana sabdanya:
“Barangsiapa yang telah berpuasa Ramadan kemudian menyusulkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti puasa setahun penuh.” (HR Muslim)
Hal ini menjadi peluang besar bagi umat Islam untuk terus meraih pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semangat ibadah yang telah dibangun selama Ramadan harus dijaga, bukan hanya dalam bentuk puasa, tetapi juga dalam menjaga akhlak, lisan, dan hubungan baik dengan sesama.
Penutup: Merajut Kebersamaan di Hari Kemenangan
Idul Fitri bukan sekadar hari raya, tetapi juga sebuah kesempatan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah. Dengan saling memaafkan, menjaga akhlak, serta melanjutkan amalan baik pasca-Ramadan, kita dapat benar-benar meraih makna kemenangan yang sesungguhnya.
Di akhir khutbah, KH Agus Rudi Hartono mengajak seluruh jamaah untuk berdoa bersama, memohon keberkahan bagi diri sendiri, keluarga, bangsa, dan seluruh umat Islam. Doa dipanjatkan agar Allah SWT senantiasa menjaga hati kita tetap bersih, menjauhkan kita dari perkataan dan perbuatan buruk, serta mengaruniakan kita kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagai penutup, marilah kita saling mengucapkan:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.